Ikatan keluarga alumni Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang (IKA FH Unnes) menyelenggarakan acara temu alumni dengan tema Lintas Profesi, Lintas Generasi, dan Lintas Ilmu, Sabtu (2/11/19), bertempat di Perpustakaan Rumah Ilmu Unnes.

Acara yang dihadiri lebih dari 40 orang alumni dari berbagai profesi dan lintas angkatan ini juga dihadiri oleh Dekan Fakultas Hukum Unnes, Dr Rodiyah serta para wakil dekan dan ketua bagian ini dibuka dengan tarian Mandau Talawang yang dibawakan oleh Ikatan Mahasiswa Pelajar Kotawaringin Barat.

Ketua IKA FH Unnes, Muhtar Said—akrab dipanggil Said—dalam sambutannya menyampaikan bahwa, pertemuan ini terselenggara berkat kerja keras panitia untuk membagi waktu di sela-sela kesibukan masing-masing. Acara ini juga dikomandoi oleh Hendry Syahrial alumni FH Unnes angkatan 2009. Said yang juga Kaprodi Ilmu Hukum Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) Jakarta, juga menyampaikan bahwa besarnya IKA FH Unnes karena para alumninya peduli dengan organisasi dan menghidupi organisasi.

Said dalam pidatonya juga mengutip salah satu tokoh hukum Indonesia, Soepomo yakni, “pada dasarnya, individu bukan bekerja untuk individu tetapi individu bekerja untuk kelompok dalam masyarakat”.

“Artinya, saya tidak bisa berkarya sendirian, tetapi saya bias berkarya karena ada kalian,” sambung Said dalam pernyataan yang ia kutip dari Soepomo.

IKA FH Unnes Tidak Berpolitik Praktis

Sebelum dan setelah pelantikan presiden dan wakil presiden pada 20 Oktober 2019 lalu, beberapa organisasi dan komunitas menyatakan dukungannya kepada presiden petahana tersebut. Namun, sikap itu tidak diambil oleh IKA FH Unnes.

Said, juga menyatakan bahwa dalam era Revolusi Industri 4.0 sekarang ini menurutnya, kekuatan sebenarnya adalah akal, bukan massa. Jika politik praktis memerlukan massa yang banyak, maka sebagai ikatan keluarga alumni, yang harus dipersiapkan adalah pendidikan dan usaha.

“Khittah Alumni FH Unnes adalah jalur pendidikan dan usaha, bukan politik praktis atau dukung-mendukung pasangan calon ataupun partai politik. Jika ditanya, apakah kita menjadi orang yang apatis terhadap politik praktis? Kita tidak apolitik, tapi kita tetap berpolitik yakni politik kebudayaan yang bersandar pada ilmu pengetahuan alam.” Ucap Said.

Rekomendasi untuk Fakultas Hukum Unnes

IKA FH Unnes tidak hanya menyelenggarakan acara pertemuan alumni, namun juga memberikan rekomendasi kepada Fakultas Hukum. Ada 2 (dua) poin rekomendasi yang diberikan oleh Ikatan Alumni yakni, pertama rekomendasi mengenai kurikulum dan kedua rekomendasi mengenai pengabdian kepada masyarkat.

Mengenaikurikulum, di era Revolusi Industri 4.0. Fakultas Hukum Unnes harus mampu menjadi garda terdepan dengan cara menyesuaikan kurikulum mata kuliahnya. Caranya, sistem SKS di setiap mata kuliah harus terintegrasi dengan pengguna. Misalnya, mata kuliah hokum bisnis, Fakultas harus mampu menyinergikan dengan para perusahaan. Sehingga mahasiswa bisa langsung mengamalkan ilmu yang ia dapat.

Dalam hal pengabdian kepada masyarakat, Fakultas Hukum Unnes perlu mendorong civitas akademika untuk berperan aktif dan progresif dalam memberikan access to justice bagi masyarakat tidak mampu. Klinik hukum perlu dikelola secara profesional dengan melibatkan alumni yang telah memiliki akses beracara. Menjadikan klinik hukum sebagai kolaborasi abadi antara alumni dengan almamaternya demi membangun Indonesia yang berkeadilan sosial.

Tidak hanya sebagai ajang untuk merekatkan dan silaturahmi antaralumni, acara yang diselenggarakan juga diisi dengan seminar keprofesian dengan pembicara Delta Nusantara dan Doni Tobing yang juga merupakan alumni Fakultas Hukum Unnes. (RMK-Muhammad Sholekan)

Leave a comment