Oleh Retno Wulan Ayu Saputri, Akbar Kurniawan, dan Ardhiatama Purnama Aji



Kotak


Kisah yang pernah hadir

Masuk tanpa permisi

Hai, teman ayolah ke mari

Apa kau tak ingin bersamaku menatap lembayung senja?

Kamu sejuk tapi menusuk

Aku tak ingin menghilang dengan atau tanpamu teman

Lagi dan lagi

Semua tinggal ilusi

Kaulihat apa yang kubawa?

Sebuah kotak dengan luapan emosi

Panasnya emosi mengeringkan tangis

Yang tak seorang pun tau

Sekarang, akan aku nikmati damai kepergian

Biar kupeluk seluruh peluk kehilangan.


Retno/Palembang, 22 Mei 2020



Ketuk

Kepada Retno


Kawan, baru saja kuterima kotakmu

yang es itu.


Aku melihat badai menyerang

seumpama yatim yang baru saja

ditinggal kawin ibunya.


Aku melihat kapan

dalam percakapan:

keinginan yang tak pernah

terlunasi, sedang cicilan kangen

kian berbunga.


Aku melihat pandora di puisimu,

luka-luka purba

yang kepala batu,

bahasa lama yang tergopoh kauraba.

Barangkali, eyang Sapardi betul:

“Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan juni,”

Sayang, dirimu April:

hati bagi takdir yang jahil

dan tidak suka berterus terang,

langkah kesusu

dan tidak sabaran.


Tok, tok, tok!

Pintumu terbuka amat lebar, kawan!

Hati-(hati): siapa sangka separuhnya

lenyap dicolong orang?


Ak/Jakarta, 22 Mei 2020



Kukut

Kepada Retno dan Akbar


Kotak itu mengotakkan sejarah gadis yang muram dan kelam.

Menjerang emosi sampai mendidih,

Bergelayut di hamparan saraf otak sampai pupil mata,

Sampai kelopak memejamkannya.

Sungguh senyap dan nestapa.


Ketuk mencincang senyap,

Melukis April yang sejatinya petanda kosong.

Ia pasang pintu menutupi wajah kotak.

Sungguh serampangan dan kemethak.


Malam telah lama terjaga,

Kalian masih membagi-bagi puisi saja.

Kugamit puisi kalian.

Sebagaimana kata seorang kawan:

Sedih dan senang hanyalah perasaan.

Yang (masih) paling dalam adalah…

Yang tidak diungkapkan.


Ajik/Boyolali, 23 Mei 2020



Retno Wulan Ayu Saputri, Mahasiswi Pendidikan Sosiologi dan Antroplogi UNNES 2018

Akbar Kurniawan, Mahasiswa Pendidikan Sosiologi dan Antropologi UNNES 2018

Ardhiatama Purnama Aji, Mahasiswa Ilmu Sejarah UNNES 2018


-Ilustrasi: http://lh5.ggpht.com

Leave a comment